Ironi di Ciputat: 62% Siswa SMA "Belum Pernah" Akses Info BMKG, Mahasiswa S2 UNPAM Turun Tangan
Published on: 3 Nov 2025

Pengabdian Kepada Masyarakat
Di negara yang dijuluki "supermarket bencana" seperti Indonesia, literasi mitigasi seharusnya menjadi menu wajib sehari-hari. Namun, sebuah fakta mengejutkan datang dari Ciputat, Tangerang Selatan. Di tengah gempuran informasi, ternyata generasi muda kita justru jauh dari sumber data bencana yang paling resmi.
Bayangkan, sebanyak 62,1% siswa di SMA Dua Mei Ciputat mengaku "belum pernah" mengakses website atau aplikasi InfoBMKG. Sebuah ironi, mengingat mereka adalah Generasi Z yang sehari-harinya tidak lepas dari gawai. Mereka lebih rentan terpapar hoaks bencana di media sosial ketimbang memvalidasi informasi ke sumbernya.
Melihat kesenjangan literasi digital ini, sekelompok mahasiswa Magister Teknik Informatika Universitas Pamulang (Unpam) tidak tinggal diam. Pada Jumat, 10 Oktober 2025 lalu , mereka menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan tajuk "Edukasi Aplikasi Berbasis Website dan Mobile Terkait Info Cuaca, Iklim dan Gempabumi".
Bukan sekadar teori atau ceramah satu arah. Para mahasiswa S2 Unpam ini mengajak 58 siswa untuk langsung hands-on. Siswa-siswi ini dipandu langkah demi langkah untuk mengunduh, menginstal, dan mempraktikkan langsung fitur-fitur vital di aplikasi InfoBMKG.
"Kami tunjukkan bagaimana cara membaca prakiraan cuaca harian di wilayah mereka, bagaimana membedakan cuaca dan iklim---yang ternyata banyak yang masih bingung---hingga bagaimana merespons notifikasi gempa bumi terkini," ujar Yudha Rangga Wulung, Koordinator Mahasiswa.
Hasilnya? Signifikan.
Data kuesioner pasca-kegiatan menunjukkan lompatan pemahaman yang drastis. Setelah mengikuti edukasi, sebanyak 96,5% siswa (56 dari 58 peserta) kini mengaku "Ya, menjadi tahu" atau "Ya, sangat tahu" cara mendapatkan informasi resmi kebencanaan. Angka ini melesat jauh dari kondisi awal dimana 36 siswa (62,1%) berada dalam posisi "belum pernah" tahu.




